Postingan

Jumat, 28 November 2008

Pesanku, Untuk Anakku..

Anakku,

Saat engkau membaca tulisan ini, barangkali saat itu aku sudah tidak bersamamu.

Tapi itu tidak mengapa wahai buah hatiku.. asalkan engkau mau mengikuti pesanku ini..

Jangan engkau duakan Allah dengan apapun. Sesungguhnya dunia ini indah, tapi keindahan dunia tiada artinya bila engkau jauh dari Allah dan menuhankan yang selain dariNya. Cintailah Allah, cintailah semua yang dicintai Allah. Bencilah semua yang dibenci Allah..

Jadilah orang yang senantiasa dapat memberikan kebaikan kepada yang lainnya. Berbuat baiklah engkau, lalu lupakanlah.. tak usah mengharap apa-apa dari mahluk atas kebaikan yang engkau lakukan. Cukuplah Allah yang akan membalas semuanya.

Tambahlah pengetahuanmu, dalam bidang apapun. Lalu amalkanlah. Insya Allah, itu akan bermanfaat untukmu, juga untuk orang lain.

Jagalah dirimu dari nafsu dan lawan jenismu. Sesungguhnya betapa banyak orang mulia yang menjadi hina akibat tergelincir oleh nafsu dan tipu daya lawan jenis.

Jangan terlena dengan kehidupan dunia. Sesungguhnya dunia ini pasti kan berakhir. janganlah engkau bersandar kepadanya. Jadikan ia sarana agar engkau semakin dekat dengan Allah.

Anakku,

kesulitan, masalah, penderitaan dan hal yang tidak enak lainnya adalah sunnatullah, dan pasti akan engkau hadapi. Tapi janganlah takut, semakin engkau dekat padaNya, maka semakin engkau mudah menghadapinya. Jangan semakin jauh dariNya.

Anakku,

Pilihlah pendamping terbaik untuk hidupmu.

Pendamping yang dapat menjadikan hidup engkau lebih baik di sisi Allah, Robb yang menciptakan kamu. Tanyalah pada hati nuranimu akan pendampingmu. Mohonlah petunjuk Tuhan. Karena Dia yang menciptakan pasangan untukmu.

Anakku,

Ingatlah, bahwa dalam setiap doaku, selalu ada namamu dan pengharapanku agar engkau senantiasa dalam naungan kasih sayangNya.

Tanjungpinang, 28 November 2008

Aku, Abimu..

Read

Selasa, 25 November 2008

Sering kali aku berkata,

Sering kali aku berkata,

ketika orang memuji milikku,
bahwa sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Nya,
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi,

mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?

Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan
milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat,
ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?

Ketika semua itu diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian,
kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja
untuk melukiskan bahwa itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak rumah,
lebih banyak popularitas,

dan kutolak sakit,
kutolak kemiskinan,
Seolah …
semua “derita” adalah hukuman bagiku.

Seolah …
keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti
matematika:

aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan Nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang,
dan bukan Kekasih.

Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai
keinginanku,

Gusti,
padahal tiap hari kuucapkan,
hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah…

“ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja”

(WS Rendra).

Read

Kamis, 20 November 2008

Kartun Nabi.. AKKBB MAAANNAAAA?

Berkali-kali, umat Islam disakiti.. dari luar negeri, dalam negeri, dari non muslim bahkan dari orang yang mengaku muslim sejati..

Ketika ummat bergerak karena bereaksi atas pancingan yang dilakukan, maka dengan serta merta seolah telah dikomando, semua mengatakan islam itu kasar, keras, untolerir, teroris, dan sebagainya..

Hari ini, untuk kesekian kalinya, kita kembali dipancing. Oleh saudara kita satu Indonesia melalui http://lapotuak.wordpress.com/.. (Thanks Allah, blognya sudah diblokir pemerintah) tapi orang-orang yang selama ini mendengungkan kebebasan beragama (termasuk AKKBB) tidak ada suaranya, bahkan (maaf ) bunyi kentut nya saja tidak ada..

Aneh, biasanya mereka berada di garda terdepan, atau paling tidak buat pernyataan sikap di media, seperti halnya ketika sebelum terjadi bentrokan di monas..

Manna bukti mendukung kebebasan beragama?

Manna bukti mendukung kebebasan berkeyakinan?

Bukankah memuat gambar nabi mengganggu kebebasan dan kedamaian beragama seperti yang selama ini kalian dengung-dengungkan???

Kalian buta?

Kalian Tuli?

Atau tunggu dibayar dulu melalui transfer rekening, baru bisa bergerak?

AKKBB MAAANNAAAA? Katanya pendukung kebebasan beragama dan berkeyakinan :P

Lalu di mana hati nuranimu? Hipokrit!

Read

Sabtu, 08 November 2008

Camelia Oh Camelia

November 9th, 2008

Camelia.. Oh Camelia

Posted by agunghermawan in Suara Hati |Edit

Coba baca lirik dari lagu Irwansyah berikut ini:

Camelia maafkanlah aku
Karena ku tak bisa temani tidurmu
Camelia lupakanlah aku
Jangan pernah lagi kau temui aku

Kau wanita terhebat
Yang pernah singgah di hatiku
Kau wanita yang tegar
Aku mohon lupakan aku

Sudahlah jangan menangis lagi
Ku rasa cukup sampai di sini
Mungkin di suatu saat nanti
Kau temui cinta yang sejati

Sudah cepat lupakanlah aku
Jangan pernah ungkit masa lalu
Ku takut kekasihku pun tahu
Kau pernah menjadi simpananku

Camelia…
Kau wanita terhebat
Yang pernah singgah di hatiku

Kira-kira ada yang salah gak dari lirik itu?

Saya termasuk orang yang menyukai lagu Irwansyah, walau gak pernah beli kasetnya.. yah dinikmati secukupnya aja. Dan lagu Camelia adalah lagu latest entry di kepala saya. Suaranya mendayu-dayu. Tapi setelah mulai bisa menghapal liriknya, saya koq merasa ada yang salah deh…

Camelia maafkanlah aku
Karena ku tak bisa temani tidurmu

Berarti, si penyanyi itu kemungkinan besar adalah suaminya, atau mungkin anak balita dari si Camelia, karena dia bisa menemani tidur Camelia. Tapi tidak mungkin dia anaknya karena menyebut Camelia dengan “kamu”. Berarti satu-satunya kemungkinan Camelia itu adalah suaminya. Lalu kita baca lirik yang lain…

Sudah cepat lupakanlah aku
Jangan pernah ungkit masa lalu
Ku takut kekasihku pun tahu
Kau pernah menjadi simpananku

Berarti si Camelia itu, yang kesannya pernah menjadi “teman tidur” si penyanyi ternyata hanyalah seorang simpanan! WAH! Bukan Istri!

Dah ditemenin tidur, disuruh pergi dan disuruh melupakan lagi!

Memang semurah itu kah wanita? Menjadi pacar, simpanan, lalu ditemani tidurnya, lalu disuruh pergi? Lalu bedanya dengan pelacur apa? Paling, kalau pelacur itu setelah menemani tidur, dibayar beberapa rupiah lalu pergi.

Memang ini adalah sebuah lirik lagu. Tapi bukankah lirik lagu merupakan salinan atas realita yang ada?

Inikah gambaran wanita-wanita kita? Inikah gambaran kita saat ini?

Pernikahan bukan lagi dianggap sesuatu yang sakral, yang bisa menjadi pembatas antara hubungan halal dengan yang haram. Pernikahan hanya dianggap sebagai sebuah seremoni belaka.

Lihat sajalah, di tv, majalah atau media lainnya. Betapa banyak artis yang tanpa malu hamil lebih dulu sebelum nikah. Ada yang belum 6 bulan menikah sudah lahir anaknya. Anda tahu apa kata mereka? mereka bilang sang bayi saat di kandungan begitu aktif sehingga kelahirannya lebih cepat beberapa bulan. Duhai, bodohnya kita jika percaya hal tersebut…

Bahkan ada juga artis yang hidup serumah tanpa ikatan pernikahan.

Atau anda lihat saja sinetron-sinetron atau reality show yang menggambarkan bebasnya anak-anak kita. Peluk, cium, bahkan yang lebih dari itu dengan mudah dapat kita lihat…

Saudariku,

Engkau begitu berharga. Engkau bukan gorengan yang tiap orang dapat menyentuhmu. Bukan pula pajangan yang tiap orang dapat menikmati menatap tiap lekuk tubuhmu.

Jagalah dirimu baik-baik. Yakinlah, engkau akan dapat pria terbaik pula…

Read

About

Website resmi Agung Hermawan Efendi, Seorang Brand Maker. Pemilik beberapa brand. Berdomisili di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia.

Hubungi : kaospinang@gmail.com untuk berkomunikasi.

Social Links

<a href="http://www.4shared.com/audio/x6mWiXZm/renungan_kaospinang.html" target=_blank>renungan kaospinang.mp3</a>